Profil Perusahaan
PT Sepatu Bata Tbk. (“Perusahaan”) didirikan di Indonesia pada tanggal 15 Oktober 1931 dengan akta Notaris Adriaan Hendrick van Ophuijsen No.64. Peresmian pengoperasiannya dilakukan pada tahun 1931. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta Notaris Haji Syarif Siangan Tanudjaja, S.H., No. 31 tanggal 24 Juli 2015, pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang dilaksanakan pada tanggal 26 Juni 2015. Perubahan terakhir ini telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam Surat Keputusan No. AHU-AH.01.03.0957012 tanggal 14 Agustus 2015. Berdasarkan akta Notaris Haji Syarif Siangan Tanudjaja, S.H., No. 10 tanggal 12 Juli 2013, pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang dilaksanakan pada tanggal 14 Juni 2013, dimana pemegang saham Perusahaan telah menyetujui rencana perubahan nilai nominal saham Perusahaan dari nominal sebesar Rp1.000 per saham menjadi Rp10 per saham (“stock split”).
PT Sepatu Bata Tbk. adalah anggota Bata Shoe Organization (“BSO”) yang mempunyai kantor pusat di Lausanne, Swiss. BSO merupakan salah satu produsen terbesar penghasil sepatu di dunia yang beroperasi di banyak negara, menghasilkan serta menjual jutaan pasang sepatu setiap tahun.
Data Ringkasan Laporan Keuangan
PT Sepatu Bata Tbk merupakan sebuah badan usaha yang bergerak dalam bidang usahapembuatan sepatu berlokasi di Jl. R.A. Kartini No. 28, CIlandak Barat, RT.12/RW.6, Cilandak Bar., Cilandak, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12430.
PT Sepatu Bata Tbk. adalah anggota Bata Shoe Organization (“BSO”) yang mempunyai kantor pusat di Lausanne, Swiss. BSO merupakan salah satu produsen terbesar penghasil sepatu di dunia yang beroperasi di banyak negara, menghasilkan serta menjual jutaan pasang sepatu setiap tahun.
Data Hasil Perhitungan
Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa rasio keuangan yang meliputi Likuiditas, Solvabilitas dan Rentabilitas PT Sepatu Bata Tbk Periode 2015-2016. Adapun perkembangan rasio keuangan selama tahun 2015-2016 adalah sebagai berikut :
1.             Perhitungan Rasio Likuiditas
a.       Current Ratio ( Rasio lancar )
Current ratio adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban yang harus segera dipenuhi atau dengan kata lain untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

                  Aktiva Lancar
Current Ratio =                                   x 100 %
                             Hutang Lancar
 



                                  
Current Ratio
2015 – 2016
(Dalam ribuan rupiah)

Tahun
Aktiva Lancar
Hutang Lancar
Current Ratio
Current Ratio %
2015
521.210.881
210.931.517
2.47
247%
2016
533.900.133
207.734.690
2.57
257%




Analisis :
-          Current rasio tahun 2015 sebesar 247% berarti setiap hutang lancer Rp 100 dijamin oleh aktiva lancer Rp 247. 
-          Current rasio tahun 2016 sebesar 257% berarti setiap hutang lancer Rp 100 dijamin oleh aktiva lancer Rp 257. 
b.      Quick Ratio (Rasio Cepat)
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva yang likuid. Quick Ratio dapat dihitung dengan rumus :
                        Aktiva Lancar - Persediaan
Quick Ratio =                                               x 100 %
                              Hutang Lancar

 





Quick Ratio
2015 - 2016
 (Dalam ribuan rupiah)

Tahun
Aktiva Lancar – Persediaan
Hutang Lancar
Quick Ratio
Quick Ratio %
2015
238.664.290
210.931.517
1.13
113%
2016
208.982.616
207.734.690
1.01
101%

Analisis :
-          Quick rasio tahun 2015 sebesar 113% berarti setiap hutang lancar Rp 100 dijamin oleh aktiva lancar dikurangi persediaan Rp 113. 
-          Quick rasio tahun 2016 sebesar 101% berarti setiap hutang lancar Rp 100 dijamin oleh aktiva lancar dikurangi persediaan Rp 101.
2.              Perhitungan Rasio Solvabilitas
a.    Total Debt to Equity Ratio (Rasio Hutang terhadap Ekuitas), merupakan perbandingan antara hutang-hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri, untuk memenuhi seluruh kewajibannya.
Rasio ini dapat dihitung dengan rumus:
    Total Hutang
Total Debt to Equity Ratio=                                       x 100 %
   Modal Sendiri

 






Total Debt to Equity Ratio
Periode 2015 – 2016
(Dalam ribuan rupiah)
Tahun
Total Hutang
Modal Sendiri
DER
DER %
2015
248.070.766
547.187.208
0.45
45%
2016
247.587.638
557.155.279
0.44
44%

Analisis :
-          DER pada tahun 2015 sebesar 45% berarti setiap hutang Rp 100 dijamin oleh modal sendiri Rp 45.
-          DER pada tahun 2016 sebesar 44% berarti setiap hutang Rp 100 dijamin oleh modal sendiri Rp 44.
b.    Total Debt to Total Asset Ratio (Rasio Hutang terhadap Total Aktiva)
Rasio ini merupakan perbandingan antara hutang lancar dan hutang jangka panjang dan jumlah seluruh aktiva diketahui.Rasio ini menunjukkan beberapa bagian dari keseluruhan aktiva yang dibelanjai oleh hutang. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus :
        Total Hutang
Total Debt to Total Asset Ratio =                           x100%
                                                        Total Aktiva

 


Total Debt to Asset Ratio
Periode 2015 – 2016
(Dalam ribuan rupiah)
Tahun
Total Hutang
Total Aktiva
DAR
DAR %
2015
248.070.766
795.257.974
0.31
31%
2016
247.587.638
804.742.917
0.31
31%

Analisis :
-          DAR pada tahun 2015 sebesar 31% berarti 69% aktiva perusahaan dibiayai dari pinjaman.
-          DAR pada tahun 2016 sebesar 31% berarti 69% aktiva perusahaan dibiayai dari pinjaman.
3.             Perhitungan Rasio Rentabilitas
a.       Gross Profit Margin(Margin laba kotor)
Gross Profit Marginmerupakan perbandingan antar penjualan bersih dikurangi dengan harga pokok penjualan dengan tingkat penjualan, rasio ini menggambarkan laba kotor yang dapat dicapai dari jumlah penjualan. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus :
                                         Laba Kotor
Gross Profit Margin =                              x 100 %
                                     Penjualan Bersih


 






Gross Profit Margin
Periode 2015 – 2016
(Dalam ribuan rupiah)

Tahun
Laba Kotor
Penjualan Bersih
GPM
GPM %
2015
406.751.383
1.028.850.578
0.40
40%
2016
431.451.220
999.802.379
0.43
43%

Analisis :
-          GPM pada tahun 2015 sebesar 40% berarti setiap Rp 100 penjualan menghasilkan laba kotor Rp 40. 
-          GPM pada tahun 2016 sebesar 43% berarti setiap Rp 100 penjualan menghasilkan laba kotor Rp 43. 
b.      Net Profit Margin(Margin Laba Bersih)
Net profit margin merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dibandingkan dengan volume penjulan. Dan rumus untuk mencari rasio ini adalah :
           Laba Bersih Setelah Pajak
Net Profit Margin =                                               x 100%
                                          Penjualan Bersih

                       
Tabel 4.5
Data Ringkasan Net Profit Margin
PT Sepatu Bata Tbk
Net Profit Margin
Periode 2015 – 2016
(Dalam ribuan rupiah)
Tahun
Laba Bersih Setelah Pajak
Penjualan Bersih
NPM
NPM %
2015
129.519.446
1.028.850.878
0.13
13%
2016
42.231.663
999.802.379
0.04
4%

Analisis :
-          NPM pada tahun 2015 sebesar 13% berarti setiap Rp 100 penjualan menghasilkan laba bersih Rp 13,
-          NPM pada tahun 2016 sebesar 4% berarti setiap Rp 100 penjualan menghasilkan laba bersih Rp 4,

Komentar